Di larang mencaci syaitan lakhnatullah
JANGAN SEKALI MENGUCAPKAN PERKATAAN INI KERANA SYAITAN AKAN BERTAMBAH KUAT JIKA MENDENGAR UCAPAN INI TANPA ANDA SEDAR.
Jin dan syaitan memang kesenanganya adalah menggoda dan menyesatkan manusia agar terjerumus ke dalam lembah dosa. Meski demikian, banyak diantara kita justru memilih searah dengan jalannya. Nabi Muhammad SAW kerap mengingatkan umat agar membentengi diri dari godaan syaitan.
Namun ternyata, ada keadaan yang akan membuat syaitan menjadi lebih membesar. Sayangnya, hal ini terjadi justru karena kalimat yang diucapkan oleh manusia sendiri. Bahkan setan semakin kuat karena ucapan ini,Kalimat apa yang dimaksud kan?
Ternyata kalimat yang seharusnya tidak diucapkan oleh manusia agar setan tidak membesar adalah kalimat umpatan atau celaan terhadap setan. Hal ini sering kali terucap saat manusia mengalami kdadaan tidak menyenangkan, Terkadang ucapan ini reflek karena kebiasaan yang sudah dilakukan. Misalnya (ma’af cuma buat contoh) ‘Celaka lah setan’, ‘ee… setanlah,’ ‘setan bangsat’.
Hal ini terlarang dilakukan oleh umat Islam. Karena seharusnya ada kalimat lain yang jauh lebih baik diucapkan manusia ,jika mengalami hal-hal buruk yakni dengan memohon perlindungan dari Allah.
“Janganlah kalian mencela syaitan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)
Kerana kalimat-kalimat ini justru hanya akan membuat syaitan mengalami perubahan. Bukan menjadi lebih kecil dan lemah saat diumpat dan disalahkan, mereka justru akan semakin membesar dan kuat karena ucapan-ucapan itu. Bahkan tubuhnya boleh berubah hingga sebesar rumah.
Walid Abu Malih berkata bahwa Rasulullah bersabda, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, Celakalah syaitan. Maka beliau bersabda, Jangan kamu katakan, celakalah syaitan, sebab jika kamu katakan seperti itu maka syaitan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syaitan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku”, (HR. Abu Dawud).
Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam bukunya berjudul Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, menjelaskan,hadis ini berisi larangan bagi manusia mencela syaitan. Kita dilarang mengaitkan kejadian buruk yang menimpa dengan ulah syaitan atau rekaan syaitan.
Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap jika mengalami hal buruk atau kecelakaan? Sebaiknya tetap mengingat Allah dengan membaca basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah.
Tentunya juga ketika kita ditimpa musibah biasanya kita dianjurkan membaca “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” yang artinya kurang lebih adalah semua milik Alloh SWT dan akan kembali pada-Nya. Maka mulai sekarang bila kita mempunyai kebiasaan buruk bila sedang tertimpa musibah dan kemalangan sebaiknya kita ubah dan kita ganti dengan kalimat-kalimat tayibbah.
Jin dan syaitan memang kesenanganya adalah menggoda dan menyesatkan manusia agar terjerumus ke dalam lembah dosa. Meski demikian, banyak diantara kita justru memilih searah dengan jalannya. Nabi Muhammad SAW kerap mengingatkan umat agar membentengi diri dari godaan syaitan.
Namun ternyata, ada keadaan yang akan membuat syaitan menjadi lebih membesar. Sayangnya, hal ini terjadi justru karena kalimat yang diucapkan oleh manusia sendiri. Bahkan setan semakin kuat karena ucapan ini,Kalimat apa yang dimaksud kan?
Ternyata kalimat yang seharusnya tidak diucapkan oleh manusia agar setan tidak membesar adalah kalimat umpatan atau celaan terhadap setan. Hal ini sering kali terucap saat manusia mengalami kdadaan tidak menyenangkan, Terkadang ucapan ini reflek karena kebiasaan yang sudah dilakukan. Misalnya (ma’af cuma buat contoh) ‘Celaka lah setan’, ‘ee… setanlah,’ ‘setan bangsat’.
Hal ini terlarang dilakukan oleh umat Islam. Karena seharusnya ada kalimat lain yang jauh lebih baik diucapkan manusia ,jika mengalami hal-hal buruk yakni dengan memohon perlindungan dari Allah.
“Janganlah kalian mencela syaitan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)
Kerana kalimat-kalimat ini justru hanya akan membuat syaitan mengalami perubahan. Bukan menjadi lebih kecil dan lemah saat diumpat dan disalahkan, mereka justru akan semakin membesar dan kuat karena ucapan-ucapan itu. Bahkan tubuhnya boleh berubah hingga sebesar rumah.
Walid Abu Malih berkata bahwa Rasulullah bersabda, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, Celakalah syaitan. Maka beliau bersabda, Jangan kamu katakan, celakalah syaitan, sebab jika kamu katakan seperti itu maka syaitan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syaitan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku”, (HR. Abu Dawud).
Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam bukunya berjudul Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, menjelaskan,hadis ini berisi larangan bagi manusia mencela syaitan. Kita dilarang mengaitkan kejadian buruk yang menimpa dengan ulah syaitan atau rekaan syaitan.
Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap jika mengalami hal buruk atau kecelakaan? Sebaiknya tetap mengingat Allah dengan membaca basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah.
Tentunya juga ketika kita ditimpa musibah biasanya kita dianjurkan membaca “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” yang artinya kurang lebih adalah semua milik Alloh SWT dan akan kembali pada-Nya. Maka mulai sekarang bila kita mempunyai kebiasaan buruk bila sedang tertimpa musibah dan kemalangan sebaiknya kita ubah dan kita ganti dengan kalimat-kalimat tayibbah.
Ulasan